Diet Rendah Karbohidrat Tingkatkan Risiko Kematian Dini

Diet Rendah Karbohidrat Tingkatkan Risiko Kematian Dini
Diet rendah karbohidrat banyak dipilih untuk menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan. Padahal, diet seperti ini justru meningkatkan risiko kematian dini. (caralilynutrition)
A+ A-
JAKARTA - Diet rendah karbohidrat atau diet rendah karbo banyak dipilih orang untuk menurunkan berat badan. Diet dengan mengurangi jumlah asupan karbohidrat ini juga dipakai orang untuk tetap bugar. Padahal, kajian terbaru menunjukkan diet rendah karbohidrat justru tidak sehat sama sekali.

Banyak orang yang menghindari makan pasta, nasi atau pun kentang untuk diet ini. Sementara, di riset yang dipresentasikan Kongres Masyarakat Kardiologi Eropa 2018 di Jerman menermukan, diet dengan karbohidrat yang sangat rendah justru meningkatkan risiko kematian dini.

“Kami menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi diet rendah karbohidrat berisiko lebih tinggi mengalami kematian dini. Risiko juga meningkat bagi penyebab kematian individu, termasuk penyakit jantung koroner, stroke dan kanker. Diet ini harus dihindari,” ungkap penulis utama kajian ini, Profesor Maciej Banach dari Medical University of Lodz, Polandia, seperti dikutip Mercury News.

Kajian ini disusun dengan menggunakan data diet dan kesehatan dari hampir 25.000 orang yang dikumpulkan melalui Survei Kesehatan dan Penelitian Nutrisi Nasional antara 1999—2010. Dari data tersebut, peneliti menemukan lebih dari rata-rata 6,4 tahun follow up, orang yang mengonsumsi jumlah karbohidrat terendah memiliki risiko kematian 32% lebih tinggi, sekitar 50% risiko sekarat akibat penyakit vascular dan 36% risiko sekarat akibat kanker, dibandingkan orang yang makan lebih banyak karbohidrat.

“Diet rendah karbohidrat mungkin berguna untuk penurunan berat badan jangka pendek, penurunan gula darah dan meningkatkan kendali gula darah, tapi kajian kami mengindikasikan, di jangka panjang, diet ini terkait meningkatnya risiko kematian dari penyebab apa pun dan kematian akibat penyakit kardiovaskular, cerebrovaskular dan kanker,” tutur Banach.

Bagian dari masalahnya adalah orang yang menghilangkan karbohidrat mungkin malahan mengonsumsi makanan berlemak tinggi. “Ketika kalian tidaka makan karbo, kalian harus makan sesuatu. Kita cenderung makan protein dan lemak lebih tinggi (saat diet rendah karbo). Lagipula, karbohidrat adalah satu-satunya sumber serat dan serat itu baik untuk mengurangi risiko kanker payudara, menurunkan kolesterol dan membuat kita merasa kenyang lebih lama,” papar Despina Hyde, pakar diet di Program Manajemen Berat Badan NYU Langone.
 Meski begitu, memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit karbo di dalam tubuh masih tetap bisa dilakukan.

“Terlalu banyak dan terlalu sedikit karbohidrat itu berbahaya. Tapi, yang paling banyak diperhitungkan adalahn tipe lemak, protein dan karbohidrat,” ujar penulis kajian itu, Walter Willet di Harvard T. H. Chan School of Public Health.

Karbohidrat tetap baik bagi tubuh. Namun, hendaklah lebih berhati-hati dalam memilih jenis karbohidrat yang disantap seperti biji-bijian hitam, buah, quinoa dan gandum utuh.
(alv)

Comments

Popular posts from this blog